Kerajaan Demak atau lebih dikenal dengan sebutan Kasultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Letak Kerajaan Demak di pesisir utara Pulau Jawa Tengah (sekarang Demak) . Kerajaan Demak di bawah pemerintahan Majapahit. Namun, setelah Raden Patah (putra raja terakhir Majapahit, Brawijaya) dewasa, ia memperoleh kekuasaan atas Demak. Setelah Majapahit runtuh, Demak berkembang menjadi kerajaan yang merdeka. Kemudian, Raden Patah naik tahta dan melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
Salah satu bukti keberadaan Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung didirikan pada tahun 1388 saka atau bertepatan dengan 1466 Masehi. Dia juga memperkenalkan pemakaian Salokantara sebagai kitab undang-undang. Raden Patah sangat toleran. Contohnya, kuil Sam Po Kong di Semarang tidak dipaksa untuk diubah lagi menjadi masjid sebagaimana dulu saat didirikan oleh Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam. Raden Patah juga tidak mau memerangi umat Hindu dan Budha.
Siapakah Raden Patah itu?
Raden Patah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518. Raden Patah adalah putra Brawijaya raja terakhir Majapahit dari seorang selir Cina. Nama asli Raden Patah adalah Jin Bun yang artinya orang kuat. Nama tersebut identik dengan nama Arabnya "Fatah (Patah)" yang berarti kemenangan. Raden Patah dilahirkan di Palembang dan mempunyai seorang adik bernama Raden Kusen.
Apa saja yang dilakukan Raden Patah selama memimpin Kerajaan Demak?
Nilai Perjuangan Raden Patah
Salah satu bukti keberadaan Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung didirikan pada tahun 1388 saka atau bertepatan dengan 1466 Masehi. Dia juga memperkenalkan pemakaian Salokantara sebagai kitab undang-undang. Raden Patah sangat toleran. Contohnya, kuil Sam Po Kong di Semarang tidak dipaksa untuk diubah lagi menjadi masjid sebagaimana dulu saat didirikan oleh Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam. Raden Patah juga tidak mau memerangi umat Hindu dan Budha.
Siapakah Raden Patah itu?
Raden Patah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518. Raden Patah adalah putra Brawijaya raja terakhir Majapahit dari seorang selir Cina. Nama asli Raden Patah adalah Jin Bun yang artinya orang kuat. Nama tersebut identik dengan nama Arabnya "Fatah (Patah)" yang berarti kemenangan. Raden Patah dilahirkan di Palembang dan mempunyai seorang adik bernama Raden Kusen.
Raden Patah menolak menggantikan Arya Damar menjadi bupati Palembang. Ia kabur ke pulau Jawa ditemani Raden Kusen. Keduanya berguru pada Sunan Ampel di Surabaya. Raden Kusen kemudian mengabdi ke Majapahit, sedangkan Raden Patah pindah ke Jawa Tengah membuka hutan Glagahwangi menjadi sebuah pesantren. Makin lama Pesantren Glagahwangi semakin maju, Raden Patah pun diangkat sebagai bupati, sedangkan Glagahwangi diganti nama menjadi Demak, dengan ibu kota bernama Bintara.
Apa saja yang dilakukan Raden Patah selama memimpin Kerajaan Demak?
- Raden Patah adalah pendiri dan sultan pertama Kesultanan Demak yang memerintah tahun 1500-1518. Pada masanya Masjid Demak didirikan, dan kemudian ia dimakamkan di sana.
- Kasultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa.
- Raden Patah memperkenalkan pemakaian Salokantara sebagai kitab undang-undang.
- Raden Patah tidak mau memerangi umat Hindu dan Budha.
- Raden Patah memperluas wilayah kekuasaan kerajaan Demak hingga daerah pesisir jawa tengah dan jawa timur.
Nilai Perjuangan Raden Patah
- Raden Patah sangat toleran. Contohnya, kuil Sam Po Kong di Semarang tidak dipaksa untuk diubah lagi menjadi masjid sebagaimana dulu saat didirikan oleh Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam. Beliau juga tidak mau memerangi umat Hindu dan Budha.
- Kerja keras, Raden Patah memilih pindah ke Jawa Tengah membuka hutan Glagahwangi menjadi sebuah pesantren. Yang nantinya berkembang menjadi Kesultanan Demak.
- Mandiri, Raden Patah menolak menggantikan Arya Damar (ayah angkatnya) menjadi bupati Palembang, namum memilih merantau ke Jawa.
- Percaya Diri, Raden Patah percaya akan kemampuan dirinya sehingga dapat menjadi pendiri sekaligus Raja Kesultanan Demak.