Rabu, 29 April 2020

Integrasi Nasional

Mas Sugeng
Integrasi Nasional
Pengertian Integrasi Nasional
Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata, yakni integrasi dan nasional. Istilah integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan, sehingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian nasional, dan perusahaan nasional.
 Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata Integrasi Nasional

Berikut ini beberapa pengertian tentang integrasi menurut Claude Ake integrasi nasional pada dasarnya mencakup dua masalah pokok, yakni sebagai berikut;
  • Bagaimana membuat rakyat tunduk dan patuh kepada tuntutan-tuntutan negara, yang mencakup perkara pengakuan rakyat terhadap hak-hak yang dimiliki negara?
  • Bagaimana meningkatkan konsensus normatif yang mengatur perilaku politik setiap anggota masyarakat, konsensus ini tumbuh dan berkembang di atas nilai-nilai dasar yang dimiliki bangsa secara keseluruhan?
Sedangkan menurut pakar sosiologi, Manrice Duverger, mengatakan bahwa; “integrasi didefinisikan sebagai dibangunnya interdependensi yang lebih rapat antara bagian-bagian antara organisme hidup atau antar anggota-anggota dalam masyarakat” sehingga integrasi adalah proses mempersatukan masyarakat, yang cenderung membuatnya menjadi suatu kata yang harmonis yang didasarkan pada tatanan yang oleh anggota-anggotanya dianggap sama harmonisnya”.

Dari dua pengertian itu di atas pada hakekatnya integrasi merupakan upaya politik atas kekuasaan untuk menyatukan semua unsur masyarakat yang majemuk harus tunduk kepada aturan-aturan kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai kultur yang ada dalam masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi kesepakatan integrasi tercipta melalui proses integrasi dan komunikasi yang intensif (dengan tetap mengakui adanya perbedaan).

Integrasi masyarakat dalam negara bisa tercapai apabila sebagai berikut;
  • Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilai sosial tertentu yang bersifat fundamental dan krusial.
  • Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit sosial yang saling mengawasi dalam aspek-aspek sosial yang potensial.
  • Terjadinya saling ketergantungan di antara kelompok-kelompok sosial yang terhimpun di dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh.

Faktor-Faktor Pendorong Terbentuknya Integrasi Nasional Indonesia
Faktor-faktor pendorong terbentuknya integrasi nasional Indonesia guna mencapai kekuatan persatuan dan kesatuan yang optimal dapat dilakukan dengan cara-cara dan sikap-sikap berikut;

a. Kepercayaan dan toleransi
Kepercayaan berarti pengakuan bahwa pihak lain tidak membahayakan keberadaan suatu kelompok. Tanpa sikap saling percaya itu tidak mungkin dapat dibangun kehidupan bersama yang bebas ancaman. Sedangkan toleransi menuntut kekuatan pribadi yang yakin akan kebenaran dalam budayanya dan agamanya.

b. Sikap saling pengertian dan perhatian
Sikap acuh terhadap sesama merupakan sikap negatif yang bisa memicu konflik. Oleh sebab itu, sikap saling pengertian dan perhatian sangat dibutuhkan agar tidak terjadi konflik karena keberagaman budaya.

c. Fundamentalisme dan keterbukaan
Fundamentalisme adalah memutlakan pendapat seseorang mengenai kebenaran, ideologi, atau agama yang dianut. Fundamentalisme hanya mengakui satu kebenaran, yakni kebenaran milik sendiri. Untuk itu, diperlukan sikap keterbukaan agar terjadi saling mengemukakan pendapat sehingga tidak terjadi multitafsir serta menciptakan kesepakatan mengenai kebenaran suatu hal.


Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Nasional
  • Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan lain-lain.
  • Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
  • Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
  • Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
  • Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
  • Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

Peranan Masyarakat dan Pemerintah dalam Menjaga Keselarasan Antarbudaya
1. Peran Masyarakat dalam Menjaga Keragaman Budaya
Peran masyarakat dalam menjaga keragaman dan keselarasan budaya antara lain sebagai berikut;
  • Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berbeda-beda dari anggota masyarakat, tidak mementingkan kelompok, ras, etnik atau kelompok agamanya.
  • Meninggalkan sikap primodialisme terutama yang menjurus sikap etnosentrisme dan eksrimisme.
  • Menegakan supremasi hukum yang artinya suatu peraturan formal harus berlaku pada semua warga negara tanpa memandang kedudukan sosial, ras, etnis, dan agama yang mereka anut.
  • Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui  penghayatan wawasan bangsa dan bernegara namun menghindari sikap “chauvimisme” yang akan mengarah pada sikap ektrim dan menutup diri akan perbedaan yang ada dalam masyarakat.
  • Menyelesaikan semua konflik dengan cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi, dan ajudikasi.
  • Mengembangkan kesadaran sosial.
2. Peran Pemerintah dalam Menjaga Keragaman Budaya
Berikut ini merupakan peran pemerintah dalam menjaga keberagaman budaya;
  • Menyelenggarakan ajang festival budaya yang diikuti dari berbagai macam perwakilan daerah-daerah di Indonesia.
  • Melakukan pemindahan penduduk secara terprogram melalui transmigrasi khususnya dari pulau Jawa, Bali, dan Madura ke berbagai pulau di Indonesia yang jarang penduduknya dan memiliki potensi ekonomi yang besar. Selain meningkatkan kesejahteraan penduduk juga bisa mengenal kebudayaan setempat.
  • Meskipun terlihat bahwa otonomi daerah lebih menonjolkan sifat-sifat kedaerahannya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa otonomi daerah merupakan langkah cerdas dalam memberikan kesempatan kepada daerah-daerah yang memiliki perbedaan-perbedaan dalam banyak hal untuk mengembangkan diri dalam membangun masyarakatnya masing-masing.
  • Pemerataan pendidikan merupakan langkah strategis, sebab melalui pendidikan bisa ditanamkan nilai-nilai keagamaan. Manusia diciptakan beraneka ragam semata-mata untuk saling mengisi dan menolong satu sama lainnya. Melalui pendidikan juga bisa ditanamkan sikap-sikap positif seperti toleransi, kerja sama, dan demokrasi.
Demikianlah ulasan mengenai “Integrasi Nasional”, yang pada kesempatan ini dapat dibahas dengan lancar dan semoga bermanfaat bagi para pengunjung ataupun pembaca. Terima kasih anda telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.

*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!
*Semoga anda sukses!